Selamat Membaca

Blog ini merupakan perwakilan lemari kecil yang menampung tumpukan buku-buku yang ada di kamar tercinta saya. Dengan senang hati saya menerima ajakan dan tawaran teman-teman yang ingin berbagi informasi buku, pinjam meminjam buku, bedah buku, launching buku. Kirimkan e-mail ke ikanuri@gmail.com bagi teman-teman yang berminat untuk berbagi mengenai kecintaan dan kegiatan yang berhubungan dengan buku.

Minggu, November 09, 2008

Pulang (Kumpulan Cerita Pendek)



Buku : Pulang (Kumpulan Cerita Pendek)

Penulis : Happy Salma

Penerbit : Koekoesan

Ukuran : 12 x 18 cm

Halaman : 120 halaman

Harga : Rp.28.500,-

Buku pertama yang ditulis Happy Salma ini dikemas dengan sederhana dan cantik. Ukuran bukunya yang relatif kecil dibanding buku-buku bacaan novel atau cerpen lainnya ini tetap memberikan isi cerita yang mengandung nilai dan kualitas yang indah dan menarik.

Kita ketahui, Happy Salma adalah seorang selebritis yang selalu dikepung cahaya. Namun ia menulis dalam kesunyian. Baginya, yang terpenting bukan naiknya grafik penjualan melainkan aktualisasi dirinya.

Pesan apa yang ingin diloloskan Happy?

Penerbit menuliskan, cerpen-cerpen Happy berbicara tentang pulang kampong. Pulang adalah kerinduan yang tak letih terhadap yang pernah. Yang pernah adalah suatu yang akrab. Bau tanah selepas hujan yang memudar seiring perjalanan jaman. Hampir semua cerpen Happy berbicara tentang yang pernah sebagai keakraban. Keakraban yang mulai menjauh dari diri sang tokoh.

Simak cerpennya berjudul “pulang”. Di situ sang tokoh meratapi alam di kampungnya yang rusak oleh modernisasi. Ia mengeluh. “Kemana hamparan sawah, pohon karet yang tinggi langsing berjajar rapi, dan juga pohon-pohon rindang lainnya? Semua terbabat habis, kemana mereka?” (hal 108).

Alam yang begitu karib sudah demikian asing sekarang. Namun, si tokoh pun tak hanyut dalam ratapan. Dengan tegas ia menghardik, “Di hadapan kami hanya ada kerangka-kerangka bangunan. Besi dan beton membuat perut bumi pun terkoyak, menimbulkan luka berwarna merah kecoklatan…”. (Hal 109).

Terlepas dari muatan tematis dalam cerpen-cerpen Happy, proses kreatifnya sendiri adalah sebuah perjalanan panjang untuk pulang. Kepenulisan Happy adalah perjalanannya pulang menuju kesahajaan. Kesahajaan yang sekarang semakin tersamar oleh gempita dunia yang baru ditapakinya. Bagi Happy, menulis bukan sekedaar pewartaan melainkan juga pergulatan batin yang pernah dijalaninya. Ia tak bisa kembali. Tetapi mengingatnya dan berbagi adalah kebahagian tersendiri. Ia ingin melantunkan itu semua bagi siapa saja yang ingin berteman batin dengannya. Bahwasannya tak ada yang lebih indah ketimbang memiliki ingantan tentang sesuatu yang pernah. Entah apa. Tetapi yang pasti itu hinggap di sanubari setiap insan.


Tidak banyak berbeda dengan hal pendapat saya untuk buku pertama Happy ini. Tulisannya mengalir sederhana, memberikan gambaran-gambaran yang mudah dan sering kita jumpai sehari-hari. Rasa rindu, suka, duka, kecewa, digambarkan Happy dengan baik. Tulisan yang sederhana, namun syarat makna. Sama seperti apa yang dituliskan penerbit. Hinggap di sanubari setiap insan. Termasuk saya dan pembaca yang budiman. Selamat membaca.

Tidak ada komentar: