Buku : Rahasia 2 Perempuan
Penulis : Nani Afrida
Penerbit : Gagas Media
Ukuran : 11.5 x 19 cm
Tebal : 116 halaman
Harga : Rp. 15.000,-
Dua perempuan, satu rahasia : skandal
Frustasi suaminya sakit-sakitan dan nggak sanggup membiayai pengobatannya, Vera pun memutuskan bekerja. Hanya saja, dia sadar betul, menjadi seorang perempuan di dunia kerja yang dikuasi laki-laki, kemungkinan kalah dalam perang promosi dan kenaikan gaji amatlah besar, kecuali… Vera tahu memaikan kartunya dan menang. Vera tidak segan-segan memanfaatkan kecantikan sebagai alat pendongkrak karier.
Dewi, sahabat Vera, selalu merasa dirinya tidak menarik dan alasan itulah yang membuatnya takut berhubungan dengan laki-laki. Namun, ketika dia bertemu Viktor, perasaan minder itu berganti jadi cinta dan percaya diri. Lelaki itu beristri dan justru di situlah letak menariknya. Tak ada komitmen berarti tak perlu khawatir kehilangan.
***
Cerita Dewi:
Saat dia mencoba membuka pintu bungalow, semantara tangannya memapah Helen yang masih meracau, tatapannya tertuju pada sepasang pria dan perempuan yang sedang bercanda ria di depan bungalow yang disewa mereka.
Mereka begitu mesra dan seperti layaknya pasangan yang sedang kasmaran.
Dan Dewi merasa dirinya disambar petir saat dia tahu bahwa lelaki itu adalah Victor.
Lelaki yang tadi mengirim pesan akan rapat mendadak itu, memeluk pinggang seseorang perempuan yang pasti bukan istrinya karena begitu mesra.
Jantung Dewi nyaris copot ketika melihat perempuan itu secara jelas. Rambutnya merah, senyumannya berlesung pipit.
God, bukankah itu Vera?
Vera?
Mungkinkan itu Vera.
Jadi, Victor membatalkan rencana mereka secara mendadak demi Vera?
Di saat yang sama, pintu bungalow juga terbuka. Dengan gemetar, Dewi memapah Helen masuk ke dalam kamar. Dadanya berdegup.
Hanya sepuluh meter dari dirinya, Dewi harus menelan kenyataan kalau lelaki yang sangat disayanginya sedang berselingkuh dengan sahabatnya.
Cerita Vera:
Dewi mencoba tersenyum namun dadanya sakit saat mengingat adegan Victor memeluk mesra pinggang Vera, kemudian suara pintu bungalow tertutup menelan tubuh mereka.
“Thanks Ver. Aku mau pulang dulu, ya. Aku nggak enak badan,” katanya seraya membuka dompet.
Saat Dewi mengeluarkan lembaran uang, sebuah foto lelaki muda di dalam dompet itu mengusik Vera.
Loh, kok foto Erwin ada di dompet Dewi?
Tubuh Vera tiba-tiba menciut.
“Thanks atas curhat-curhatan kita ini, thanks udah jadi sahabatku, Ver,” kata Dewi memeluk sahabatnya.
Vera mencoba tersenyum.
“Sama-sama, istirahat, yah. Nanti aku telepon,” Tubuh lunglai Dewi melangkah menjauh. Dan Vera duduk terhenyak.
Apakah Dewi tahu semua ini?
Tiba-tiba Vera merasa sekelilingnya berputar.
Penasaran? Baca langsung bukunya untuk dapatkan kelanjutan ceritanya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar